Dulu, membaca novel Andrea Hirata, khususnya Sang Pemimpi membuatku terteleportasi menuju benua Eropa. Arsitektur dan lanskap terbentuk rapi dalam ingatan imajinasiku. Novel Belok Kanan Barcelona juga menambah lengkap susunan imajinasi itu. Tonasi warna kota-kota di Eropa yang khas, yang dipotret oleh amatir dan kamera murahan sekalipun akan menghasilkan sebuah foto yang langsung menunjukan bahwa memang dipotret di sana. Duh, bagaimana aku mendeskripsikannya.
Dulu, aku selalu bangga dengan zodiakku, Sagitarius. Salah satu sifat yang menjadi karakter Sagitarius adalah ‘suka berpetualang’. Mungkin ini juga dulu, saat SMA aku kadang dipanggil dengan sebutan “bolang” bocah petualang. Seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa aku tak pernah berpetualangan kemana pun. Berpindah pun tidak.
Dulu, tiap kalau bangun kesiangan, Ibuku selalu memarahiku dengan kalimat, “Ndang tangi, koncomu wes teko Jakarta, awakmu jek bangkong ae.” Teman-temanmu udah sampai Jakarta dan kamu masih tidur kayak kebo. Sebuah kalimat bermakna bahwa aku tidak boleh bermalas-malasan.
Kini, tiap kali melihat ada teman atau kenalan yang memposting fotonya yang tengah berada di luar negeri entah kuliah ataupun bekerja, selalu membuatku sesak di dada. Sebuah tempat yang jauh, yang selalu tambah indah, yang tidak ada aku di dalamnya.
Semoga masih ada kesempatan.
Leave a Reply