Secara umum, tentu saja, aku bukanlah orang yang minat pada olah raga. Hanya Voli satu-satunya olah raga di mana aku cukup bisa bermain di lapangan dalam durasi panjang. Dalam lingkungan kita, sering kali hobi olah raga bisa ditutupi dengan hobi menonton olah raga. Banyak sekali orang yang-kurasa-skill-bersepak-bola-nya di bawahku tapi pengetahuannya sepak bolanya sangat bagus, apalagi tentang perkembangan liga-liga eropa. Aku hampir tidak pernah menonton dan mengikuti perkembangan sepak bola di TV, kecuali kalau Tim Nasional yang main (entah liga asia atau pertandingan persabahatan). Bagiku nonton bola itu cukup membosankan, yang alasannya kurang lebih sama seperti kenapa sepak bola tidak populer di Amerika Serikat. Salah satunya adalah karena skoring-nya yang sangat lama. Coba bandingkan dengan olah raga Basket yang sangat populer di Amrik yang dalam hitungan detik bisa saja dapat skor.
MotoGP adalah salah satu, atau bisa jadi satu-satunya, acara TV olahraga yang kuikuti sejak lama, meskipun sejak musim 2017-2019 aku “istirahat” menonton TV. Entah sejak kapan aku mulai menggemarinya, barangkali sejak sekolah dasar. Kalau tidak salah awalnya justru suka nonton Formula 1, tapi lama-lama bosen juga karena jarang banget salip-salipan.
Memang MotoGP tidak lebih membosankan ketimbang Formula 1, apalagi dari tahun ke tahun tingkat keamanannya lebih baik, sehingga crash (tabrakan ataupun jatuh) mulai jarang terjadi, padahal bisa dibilang itu jadi “bonus” tersendiri bagi penonton. Begitu pun kalau dibandingkan dengan sepak bola. Well, ada beberapa alasan kenapa pada akhirnya, aku lebih menyukai nonton MotoGP ketimbang bola:
- Tayang di TV analog
alasan pertama ini, sama saja dengan bola, sebenarnya. Tidak banyak pilihan tontonan olahraga di TV analog (gratis). Kebanyakan orang yang menggemari Basket memang berlangganan TV Kabel. Meskipun sekarang beberapa seri bola juga tayang di TV berbayar. Karena biaya lisensinya mungkin terlalu mahal untuk di-cover iklan TV Analog. Olah raga lainnya? hampir tidak dilirik TV kecuali kejuaraan nasional. - Jam tayang
Umumnya, balapan MotoGP dilaksanakan siang hari, jadi bisa tayang di TV Indonesia pada sore – malam hari. Sedangkan sepakbola biasanya sore-malam hari dan tayangnya dini hari. Meskipun akhirnya ada liga yang menggeser jamnya ke siang-sore agar bisa ditonton oleh pemirsa Asia. - Durasi
Durasi MotoGP dalam satu balapan kurang lebih 45 menit. Tentu saja lebih cepat dari sepak bola 90 menit. Jadi masih dalam batas toleransi tingkat kebosananku.
Seperti yang kuceritakan di atas, bahwa tahun 2017-2019 kuberhenti nonton TV yang berarti juga berhenti nonton MotoGP, karena aku menikah di akhir tahun 2016, dan di kamarku tidak ada TV, ada di ruangan lain tapi aku paling males pindah-pindah tempat, haha. Saat itu juga belum pasang jaringan internet. Jadi kalau mau streaming lewat laptop dan pakai modem/mifi sangat boros kuota dan lemot. Awalnya sih masih mengikuti dari highlight di youtube ataupun media sosial tapi ya lama-lama lewat begitu saja.
Sabtu lalu, seperti biasa, aku mengunjungi rumah orang tuaku. Dalam sesi obrolan, Bapakku yang juga penonton MotoGP bercerita tentang kecelakaan Mark Marquez di sesi latihan terakhirnya. Tapi aku bilang kalau aku sudah tidak menonton TV. Lalu ibuku nyeletuk “Nonton lah, biar ada bahan obrolan”. Tiba-tiba saja, jleg, aku merasa memang akhir-akhir ini obrolanku dengan bapak tidak terlalu berkualitas, malah aku sering lebih lama bermain HP. Padahal di sesi obrolan sebelumnya kami sekeluarga membahas tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga.
Hari Minggunya, aku iseng saja menonton streaming MotoGP seri Andalusia, ternyata banyak pembalap baru, baik di lini depan maupun belakang, salah satu yang cukup bersinar, Fabio Quartararo. Aku pun sempat ingat juga kalau Jorge Lorenzo dan Dany Pedrosa sudah tidak ada lagi di MotoGP. Meskipun kualitas streaming yang masih buruk, aku sangat menikmati balapan ini. Sepertinya aku akan kembali mengikuti MotoGP. Entah sampai kapan, mungkin sampai Valentino Rossi pensiun.
Leave a Reply