Di Gramedia aku mendapati sebuah novel, iseng aja kubaca bagian belakangnya, ada bio penulisnya. Tahun lahirnya 2000, syit lebih muda 10 tahun dariku dan ini adalah novel dia yang kedua. Lalu, aku mendadak terlempar ke tahun 2007, bukan ke masa penulis di atas masih ingusan usia 7 tahun, sama sekali bukan. Melainkan, saat aku masih SMA, baru kelas 3, lebih tepatnya, SIALAN, 2007 itu 14 tahun yang lalu.
2007 adalah tahun di mana aku mulai bercita-cita menjadi penulis, terlebih lagi aku mengikuti sebuah forum kepenulisan online saat itu, Kemudian.com. Beberapa karyaku cukup mendapatkan respon positif. Hal yang membuatku cukup yakin adalah di suatu sesi obrolan via Yahoo Messenger (syit udah mati ini aplikasi) beberapa member berkata “kamu masih muda tapi punya bakat” “teruslah berjuang, masih muda juga” dan sejenisnya.
Tapi ya kalau kata Nadin Amizah, hidup berjalan seperti bajingan. Pada saat mencapai usia tertentu dan seterusnya waktu berjalan dengan ketukan nada yang berbeda. Terlalu cepat.
Kita beranjak dewasa
Beranjak Dewasa – Nadin Amizah
Jauh terburu seharusnya
Bagai bintang yang jatuh
Jauh terburu waktu
Fast Forward ke masa kini, ternyata sampai saat ini pun, aku belum benar-benar menghasilkan karya yang “sebenarnya”, yang ada hanya tulisan-tulisan nggak jelas seperti blog ini atau palingan nantinya kukumpulkan menjadi buku seperti di halaman ini.
Lalu muncul pertanyaan susulan, jadi sudah berapa banyak cita-cita yang kaubunuh sendiri seiring usia yang menjauhi kata muda?
Leave a Reply