1
jadi begitulah kisah pendekatan kami. itu pertama kalinya dalam hidupku, aku menulis sebuah cerita yang khusus direkues seseorang. aku membutuhkan waktu yang lama untuk menulisnya. bukan karena terlalu sulit (justru ceritanya sangat sederhana), tapi bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaanku ke dalam tulisan itu.
Dan akhirnya kami memang bersatu. berhasil meyakinkan bahwa kami bisa mengalahkan segala keraguan. berhasil menguatkan hati masing-masing. berhasil mengalahkan jarak dan waktu. dan saling memupuk rindu.
bersamanya, aku menyadari begitu banyak keindahan dan hal gemerlap di dunia ini. aku tak pernah sadar seberapa banyak yang sudah kulewatkan selama ini.
2
aku mungkin belum tau, apa artinya menjadi dewasa. Tapi kelak aku ingin menjadi orang yang bisa membanggakannya. aku ingin menjanjikan hal itu padanya. selalu.
Dia memang selalu berada di depan. dan aku selalu berharap menjadi nomor satu di hatinya. tapi ternyata aku tak pernah bisa berlari lebih cepat. dan kalimat terakhir di paragraf sebelumnya hanya menjadi sebuah kertas kosong yang tak berarti apa-apa.
kukira kami akan terus bersama. kukira perasaan ini takkan berubah, walau kami tak bisa bertemu. kukira aku bisa melompat lebih tinggi menggapainya yang segemerlap bintang. Aku tak sadar telah kalah oleh waktu dan jarak yang tak terlampaui. aku telah kalah oleh diriku.
3
aku masih merasakan hal-hal pertama yang kami lakukan. gugup saat menelponnya. pura-pura gak kenal saat pertama kali kami bertemu di stasiun kereta api. bergandengan tangan (dan aku merasa pegal, karena memang tidak biasa jalan bergandengan). aku masih ingat puisi yang pertama kalinya aku tulis dan rekam untuknya. Dan aku masih ingat ciuman pertamaku. dengannya.
“Apakah KITA hanya akan menjadi kenangan?” pertanyaan itu selalu muncul dalam ketakutanku. Perpisahan ini memang aku yakin akan terjadi. tapi ternyata sesiap apapun masih saja terasa pedih. Yang jelas sejauh apapun dia pergi, aku pasti akan selalu menyukainya. Tolong ingat itu.
sosoknya kini menjauh. Suatu hari kelak, ingatanku pasti akan kalah dengan waktu yang tak terbatas. hingga aku melupakan suara dan wajahnya. bagaimana aku bisa mendapatkan kekuatan untuk melawan hal itu? bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi?
4
hubungan kami berakhir. tapi kuharap kelak kami bisa bertemu lagi, suatu hari nanti dalam kisah yang berbeda dengan akhir yang bahagia.
ini bukan janji. hanya harapan. bolehkah aku berharap demikian?
Dan semoga saja aku berhasil menjadikan dia kenangan. sampai tahap aku bisa mendoakan kebahagiaannya.
Leave a Reply