Lagi searching dokumen di arsip email, terus iseng mengeset urutan email terlama, kemudian menemukan ini.
Long long time ago, (kalo nggak salah inget) bermula dari kata “asl plz” di sebuah aplikasi bernama mIRC, lalu bertukar alamat email dan berteman di Friendster.
Dulu fitur message Friendster nggak sebagus Facebook, jadi komunikasi paling enak justru lewat email. Untuk beberapa waktu kami sempat bertukar pesan melalui email. Tanpa pernah tahu (wajah) satu sama lain, di Friendster pun gak majang foto asli, dia pake gambar Shinichi (atau Ran?), dari anime Detective Conan, sementara aku pakai gambar Sasuke dari anime Naruto. alay abis wkwk.
Dengan mengabaikan bahasa alay yang dipakai, haha. Dulu meskipun sudah pakai email, tapi tetap rasanya seperti snail mail, balasannya bisa datang berbulan-bulan. Jaman sekarang kalau di-read-doang-dibales-kagak langsung baper. Dasar generasi lemah. wkwk.
Dan pada suatu titik, kami berhenti saling bertukar pesan begitu saja. Gebleknya adalah, aku dari dulu nggak pernah minta kontak personal (no. HP) orang yang kutemui di online. Kecuali, emang mau ketemuan di darat. Harusnya sih, teman-temanku di Facebook, yang pernah bertemu denganku mengiyakan. Gebleknya lagi, kalau ada teman online yang intens berkomunikasi di media lain, (misal forum, YM, IRC) biasanya akan aku “bawa” ke media sosial lain yang akunya lebih aktif, misalnya Facebook. Tapi teman yang satu ini terlewat begitu saja.
Di sisi lain aku sadar, meskipun kutahu banyak teman yang dulunya aku suka chat random, curcol dan berbalas komen tanpa pernah sekalipun berjumpa, tapi lama-lama tidak ada lagi interaksi. Entah aku yang memang tidak asik atau gagal dalam me-manage pertemanan yang jelas buat teman-teman itu, I still care about you guys.
Sayangnya, dia memang “menghilang” sebelum Facebook ramai di Indonesia (2009-an). Aku sangat menyayangkan hal itu, ya meskipun kalau di Facebook nantinya kami bakalan tidak saling chat lagi, seperti teman-temanku yang lain, tapi setidaknya akan selalu ada kesempatan untuk mengucap, “hai, apa kabar?”
Memang seiring berjalannya waktu, ada banyak hal yang harus kita tinggalkan dan tidak bisa kita bawa ke masa sekarang. Kalau kata Sheila on 7, menjadi kisah klasik untuk masa depan.
Hai Karin Adista (a_rien_sinichi@*****.com) atau entah siapapun namamu, terima kasih telah menjadi teman online pertama saya.
Leave a Reply