Pria itu melamum sambil mengendarai motornya. Dia sedang galau, karena beberapa project yang dia tangani dicancel semua. Padahal, dia sudah merencanakan apa yang akan dia lakukan jika project itu berhasil.
“Yasudalah~” katanya sambil menghela nafas. Sudah jutaan hal yang berhubungan dengan keberuntungan pasti berakhir gagal baginya. Mulai dari kuliah, kerja, bahkan cinta. Hal itulah yang membuat dirinya merasa menjadi ‘unlucky guy’ dan sampai akhirnya dia menyerah dan hidup berasaskan ‘let it flow’ dan ‘nothing to lose.’
“Hidup ini terlalu lelah itu dipaksa sukses” kalimat pesimis itu malah membuatnya tersenyum, “ya meski tetep aja kegagalan itu menyakitkan” dia mengeringai sambil menstandarkan motornya. “Mending gue tidur aja kali ya”
Dia menghempaskan badannya di atas kasur yang berisi kapuk lama, keras. Dia berpikir, kalau saja ada mesin waktu, dia ingin kembali memperbaiki keberuntungannya atau kalau tidak dia ingin meng-skip, melewati hal-hal yang menurut dia tidak penting untuk dilalui, seperti rasa sedih setelah kegagalan.
Memikirkan hal itu, membuat matanya semakin berat dan kemudian gelap….
…
…
BRUGG!
dia terjatuh dari tempat tidurnya, dia melihat sekelilingnya, banyak orang berlalu lalang di rumahnya. Doa dan tangis memenuhi seisi rumah. Dia bingung apa yang sedang terjadi.
“Heh mas! Bantuin angkat dipan itu, buat mandiin jenazah bapak. cepetan. Jangan tidur mulu!” Perintah adik perempuannya sambil sesegukan karena menangis dan terlihat matanya lembam kurang tidur dan banyak menangis.
Pria itu mundur tidak beraturan hingga badannya tertahan oleh dinding kamar rumahnya. Apa yang terjadi? tanyanya pada diri sendiri. Dia kaget, mendapati bapaknya telah meninggal. Saat berdiam itu tanpa sengaja dia melihat cermin mendapati wajahnya sedikit berbeda, yang membuatnya lebih kaget, kumis dan jenggotnya lebat, padahal kemarin pagi dia mencukur bersih semua sebelum melakukan meeting project yang akhirnya dicancel itu.
Dia mencubit pipinya dan merasa sakit, dan itu berarti ini bukan mimpi. Dia telah melewati waktu. Dia telah memakai mesin waktu untuk maju ke masa depan. Tapi bukan masa depan yang dia harapkan.
Seseorang berdiri di depannya, wanita, yang dia tidak kenal tapi semacam pernah melihat garis wajah seperti itu.
PLAK! Wanita itu menamparnya, kemudian ikut menangis.
bersambung.
Leave a Reply